ASUHAN KEPERAWATAN CA LARING
Oleh
Ns.
Nunung Nurhayati, S. Kep., M. Kep.
2.1
Konsep Teori Penyakit Ca Laring
A. Definisi
Carsinoma laring adalah pertumbuhan dan pembelahan sel
khususnya sel skuamosa laring yang tidak normal/abnormal yang terbatas pada
pita suara yang bertumbuh perlahan karena suplai limpatik yang jarang ketempat
sekitar jaringan seperti epiglotis, pita suara palsu dan sinus-sinus piriformis
yang banyak mengandung banyak pembuluh limfe dan meluas dengan cepat dan segera
bermetastase kekelenjar limfe leher bagian dalam.
Karsinoma laring adalah karsinoma ( keganasan sel
skuamosa pita suara dan jaringan sekitarnya ( C. Long Barbara : 408 ).
Ca laring merupakan tumor yang ketiga menurut jumlah
tumor ganas dibidang THT dan lebih bannyak terjadi pada pria berusia 50-70
tahun. Yang sering adalah jenis karsinoma sel skuamosa (Kapita Selekta
Kedokteran, edisi 3. Hal : 136).
B. Etiologi
Penyebab kanker laring belum diketahui dengan pasti.Dikatakan
oleh para ahli bahwa perokok dan peminum alcohol merupakan kelompok orang –
orang dengan resiko tinggi terhadap terjadinya kanker laring.Penelitian
epidemiologic menggambarkan beberapa hal yang diduga menyebabkan terjadinya
kanker laring yang kuat ialah rokok , alkohol, dan oleh sinar
radioaktif. Namun ada beberapa faktor yang diduga meningkatkan resiko
terjadinya kanker, sebagai berikut :
a.
Faktor Lingkungan
Merokok sigaret meningkatkan resiko terjadinya kanker
paru – paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih darah, seperti
Leukemia.
b.
Faktor Makanan yang mengandung bahan
kimia.
Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain
penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaan. Contoh jenis makanan
yang dapat menyebabkan kanker adalah Makanan yang diasap dan diasamkan (dalam
bentuk acar) meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung. Minuman yang
mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker
kerongkongan. Zat pewarna makanan. Logam berat seperti merkuri yang sering
terdapat pada makanan laut yang tercemar seperti: kerang dan ikan. Berbagai
makanan (manis,tepung) yang diproses secara berlebihan.
c.
Virus
Virus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker
laring antara lain Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt,
sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini
terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.
Menurut Bunner dan Suddart, Barbara C. Long, Robbin
dan Kumar serta D. Thone R. Cody. Faktor-faktor predisposisi yang memicu
munculnya Ca laring meliputi :
1.
Tembakau ( berasap / tidak )
2.
Alkohol serta efek kombinasinya
3.
Penajaman terhadap obseton
4.
Kayu, kulit dan logam
5.
Pekerjaan yang menggunakan suara
berlebihan
6.
Defisiensi nutrisi ( Riboflavin )
7.
Riwayat keluarga ca laring
8.
Asap debu pada daerah industry
9.
Laringitis kronis
10. Perokok
diatas 40 tahun atau lebih
11. Lebih sering
pada laki-laki daripada wanita
12. Epiglotis
13. Hemophilus influenza
C. Manifestasi Klinis
Suara serak adalah hal pertama yang akan tampak pada
pasien dengan kanker pada daerah glods karena tumor mengganggu pita suara
selama bicara. Suara mungkin terdengar parau dan puncak suara rendah. Bunyi
suara yang terganggu bukan merupakan tanda dini kanker suglotis atau
supraglotis, namun mungkin pasien mengeluh nyeri dan rasa terbakar pada
tenggorokan ketika minum cairan hangat atau jus jeruk.
Suatu gumpalan mungkin teraba di belakang leher,
gejala lanjut , termasuk kesulitan menelan ( dsifagia ) atau kesulitan bernafas
( dipsnue ). Suara serak dan nafas bau, pembesaran nodus limfe servikal,
penurunan BB dan status kelemahan umum dan nyeri yang menjalar ke telinga dapat
terjadi bersama metastasis ( Brunner & Suddart, 2002 : 556-557 )
D. Patifisiologi
Kanker laring yang terbatas pada pita suara tumbuh
perlahan karena suplai limfatik yang jarang. Di tempat
manapun yang kering ( epiglottis, pita suara palsu, dan sinus-sinus piriformis
). Banyak mengandung pembuluh limfe, dan kanker pada jaringan ini biasanya
meluas dengan cepat dan segera bermefastase ke kelenjar limfe leher bagian
dalam. Orang-orang yang mengalami serak yang bertambah berat atau suara serak
lebih dari 2 minggu harus segera memeriksakan dirinya. Suara serak merupakan
tanda awal kanker pita suara, jika pengobatan dilakukan pada saat serak timbul
( yang disebabkan tumor sebelum mengenai seluruh pita suara ) pengobatan
biasanya masih memungkinkan.
Tanda-tanda metastase kanker pada bagian laring biasanya
berupa pembengkakan pada leher, nyeri pada jakun yang menyebar ke telinga,
dispread, disfagia, pembesaran kelenjar limfe dan batuk. Diagnosa kanker laring
dibuat berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik terhadap laring dengan
laringoskopi langsung dan dari biopsy dan dari pemeriksaan mikroskopi terhadap
laring ( C. Long Barbara. 1996 : 408-409 ).
E. Penatalaksanaan
Pengobatan untuk kondisi ini bervariasi sejalan dengan
keluasan malignasi. Pengobatan pilihan termasuk terapi radiasi dan pembedahan.
Pemeriksaan gigi dilakukan untuk menyingkirkan setiap penyakit mulut. Semua
masalah yang berkaitan dengan gigi diatasi jika mungkin dan dilakukan sebelum
pembedahan.
1.
Terapi Radiasi
Hasil yang sangat memuaskan dapat dicapai dengan
terapi radiasi pada pasien yang hanya mengalami satu pita suara yang sakit dan
normalnya dapat digerakkan ( yaitu bergerak saat fonasi )
Selain itu pasien ini masih memiliki suara yang hampir
normal. Beberapa mungkin mengalami kondriti ( inflamasi kartilagi ) atau
stenosis, sejumlah kecil dari mereka yang mengalami stenosis nantinya
membutuhkan laringotomi. Terapi radiasi juga dapt digerakkan
secara pra operatif untuk mengurangi ukuran tumor
2.
Pembedahan Parsial
a.
Laringektomi parsial ( laringotomi
–tirotomi )
Laringektomi parsial direkomendasikan pada kanker area
glotis tahap dini ketika hanya satu pita suara yang kena. Tindakan ini
mempunyai angka penyembuhan yang sangat tinggi . Dalam operasi ini, satu pita
suara diangkat dan semua struktur lainnya teteap utuh. Suara pasien kemungkinan
menjadi parau, jalan nafas akan tetap utuh dan pasien seharusnya tidak memiliki
kesulitan menelan.
b.
Laringektomi supraglotis (
Horizontal )
Laringektomi supraglotis digunakan dalam
penatalaksanaan tumor supraglotis. Tulang hyoid, glottis dan pita suara palsu
diangkat. Pita suara kartilogi krikoid dan trakea tetap utuh. Selama operasi
dilakukan di seksi leher radikal pada tempat yang sakit. Selang traketomi
dipasang dalam trakea sampai jalan nafas glottis pulih. Selang traketomi ini
biasanya diangkat setelah beberapa hari dan stoma dibiarkan menutup. Nutrisi
diberikan melalui selang nasograstik sampai terdapat penyembuhan dan tidak ada
lagi resiko aspirasi.Pasca operatif, klien kemungkinan akan mengalami
kesulitan untuk menelan selama 2 minggu pertama. Keuntungan utama dari operasi
ini adalah bahwa suara akan kembali pulih seperti biasa.
c.
Laringektomi Hemivertikal
Dilakukan jika tumor meluas di luar pita suara, tetapi
perluasan tersebut kurang dari 1 cm dan terbatas pada area subglotis. Dalam
prosedur ini, kartilago tiroid laring dipisahkan dalam garis tengah leher dan
bagian pita suara ( satu pita suara sejati dan satu pita suara palsu ) dengan
pertumbuhan tumor diangkat. Kartilago aritenoid dan setengah kartilago tiroid
diangkat. Pasien akan mempunyai selang trakeostomi dan selang nasogastrik
selama operasi. Pasien beresiko mengalami operasi pasca operatif. Beberapa
perubahan dapat terjadi pada kualitas suara ( sakit tenggorokan ) dan proyeksi.
Namun demikian fungsi nafas dan jalan menelan tetap utuh.
d.
Langektomi Total
Dilakukan ketika kanker meluas di luar pita suara. Lebih
jauh ketulang hyoid, epiglottis, kartilago krikoid dan dua atau tiga cincin
trakea diangkat. Lidah, dinding faringeal, dan trakea ditinggalkan.
Laringektomi total membutuhkan stoma trakeal permanen. Stoma ini mencegah
aspirasi makanan dan cairan ke dalam saluran pernapasan bawah, karena laring
yang memberikan perlindungan spingter tidak ada lagi. Pasien tidak akan
mempunyai suara lagi tetapi fungsi menelan akan normal. Laringektomi total
merubah cara dimana aliran udara digunakan untuk bernafas dan berbicara. ( Brunner
& Suddarth, 2002 : 557-558 )
3.
Kemoterapi
Penggunaan obat untuk menangani kanker disebut
kemoterapi atau agen antineoplastik. Obat ini digunakan untuk membunuh sel
kanker dan menghambat perkembangannya. Semua sel baik normal maupun sel kanker
berjalan mengikuti siklus sel. Agen kemoterapi bekerja pada fase siklus sel
berbeda disebut siklus non spesifik, kebanyakan agen kemoterapeutik paling
efektif ketika sel-sel secara aktif sedang membelah.
Kemoterapi terutama digunakan untuk mengobati penyakit
sistematik daripada lesi setempat dan dapat diatasi dengan pembedahan atau
radiasi. Kemoterapi mungkin di kombinasi dengan pembedahan atau terapi radiasi,
atau kedua-duanya untuk menurunkan ukuran tumor sebelum operasi, untuk merusak
sel-sel tumor yang masih tertinggal pasca operasi. Tujuan dari kemoterapi (
penyembuhan , pengontrolan, paliatif ) harus realistic, karena tujuan tersebut
akan menetapkan medikasi yang digunakan dan keagresifan dari rencana
pengobatan.
Agen kemoterapi yang digunakan pada Ca laring atau
anti metabolik membunuh sel-sel kanker dengan memblok sintesis DNA dan RNA.
Mereka melakukan ini dengan meniru struktur metabolik esensial secara kimiawi,
yaitu : Nutrien esensial untuk metabolisme sel normal, Agen umum meliputi :
Cytarabine ( ARA-C ), Floxuridine ( FUDR ), 5-Fluorourasial ( 5-FU ),
Hydroxyurea ( Hydrea ), 6-Merkaptopurine ( 6-MP ), Methotrexate ( mexate ) dan
6-Thieguanin. Efek samping yang paling umum adalah meliputi stomatitis supresi
sum-sum tulang dan diare.
Rute pemberian
Obat-obat kemoterapeutik mungkin diberikan melalui
rute topical, oral, interval, intramuskuler, subkutan, arteri, intrakavitasi
dan intratekal. Rute pemberian biasanya bergantung pada tipe obat, dosis yang
dibutuhkan dan jenis, lokasi dan luasnya tumor yang diobati.
Dosis
Dosis preparat anti neoplastik terutama didasarkan
pada area permukaan tubuh total pasien, respon terhadap kemoterapeutik atau
terapi radiasi dahulu, fungsi organ utama dan status kinerja fisik.
4.
Terapi Sistomatik
Terapi
sistomatik yang diberikan meliputi :
a.
Pemberian sadatif
b.
Pemberian antiemetic
c.
Pemberian antipiretik
2.2 Konsep
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Ca Laring
a.
Pengkajian
1.
Pengkajian
primer
Data awal yang ditemukan pada klien dengan kanker
laring adalah suara serak yang tidak sembuh-sembuh yang disertai dengan adanya
pembesaran dan perubahan pada daerah leher. Menurut Cody D. Thaher, C. Long
Barbara, Harrison, Sjmsuhidayat dan Suddart Bunner pada pengkajian akan
didapatkan data sebagai berikut :
Biografi
a)
Usia
b)
Jenis kelamin : Laki laki
lebih banyak dari pada perempuan 2 : 1
c)
Pekerjaan:Pekerjaan yang menggunakan
suara yang berlebihan, seperti penyanyi, penceramah, dosen.
d)
Alamat : Tinggal di daerah dengan
tingkat pencemaran polusi yang tinggi, seperti tinggal di wilayah industri.
Keluhan utama pada klien Ca. Laring meliputi nyeri
tenggorok. sulit menelan,sulit bernapas,suara serak,hemoptisis dan batuk,
penurunan berat badan, nyeri tenggorok, lemah.
2.
Pengkajian
sekunder
a)
Pemeriksaan Fisik
1)
Keadaan umum
2)
Tanda-tanda vital
-
Suhu
-
Tekanan Darah
-
Respirasi
-
Nadi
-
Pengukuran BB
-
Kepala
-
Pembengkakan kelenjar limfe post dan
pre aurikel
-
Leher
b)
Pemeriksaan Penunjang
1)
Laringoskopi
: Cara memeriksa laring dengan melakukan inspeksi terhadap sisi luar
laring pada leher dan gerakan-gerakan pada saat menelan. Pada kanker laring
gerakan menelan akan bergerak ke bawah saat inspirasi atau tidak bergerak. Pada
palpasi ditemukan adanya pembesaran dan nyeri.
2)
Pemeriksaan sinar x jaringan lunak :
terdapat penonjolan pada tenggorokan.
3)
Pemeriksaan poto kontras : dengan
penelanan borium menunjukkan adanya lesi-lesi loca
4)
Pemeriksaan MRI : identifikasi
adanya metastasis dan evaluasi respon pengobatan.
3.
Riwayat
penyakit sekarang
Biasanya suara serak adalah hal yang akan Nampak pada
pasien dengan kanker pada daerah glottis, pasien mungkin mengeluhkan nyeri dan
rasa terbakar pada tenggorokan, suatu gumpalan mungkin teraba di belakang
leher. Gejala lanjut meiputi disfagia, dispnoe, penurunan berat badan.
4.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan dahulu : adanya riwayat laryngitis
kronis, riwayat sakit tenggorokan, riwayat epiglottis.
5.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga :Riwayat anggota keluarga
yang terdiagnosa positif kanker laring.
b. Diagnosa Keperawatan
1.
Bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan pengangkatan sebagian atau seluruh glotis, gangguan
kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi banyak dan kental.
2.
Kerusakan komunikasi verbal
berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan batang suara).
3.
Gangguan rasa nyaman : nyeri
berhubungan dengan penekanan serabut syaraf oleh sel-sel tumor
4.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan saluran pencernaan.(disfagia)
5.
Gangguan citra diri berhubungan
dengan kehilangan suara,perubahan anatomi wajah dan leher.
c. Intervensi Keperawatan
Dx 1 : Bersihan
jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian atau seluruh
glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan menelan, serta sekresi
banyak dan kental.
Tujuan : Klien akan
mempertahankan jalan napas tetap terbuka.
Kriteria
hasil : Bunyi napas bersih dan jelas, tidak sesak, tidak
sianosis,frekwensi napas normal.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
Catatan : menelan terganggu bila epiglotis diangkat
atau edema paskaoperasi bermakna dan nyeri terjadi
|
Dx 2 : Kerusakan
komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi (pengangkatan batang
suara) dan hambatan fisik (selang trakeostomi).
Tujuan
: Komunikasi klien akan efektif .
Kriteria
hasil : Mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode
berbicara yang tepat setelah sembuh
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
|
Dx 3 : Nyeri
akut berhubungan dengan insisi bedah, pembengkakan jaringan,adanya selang
nasogastrik atau orogastrik.
Tujuan
: Nyeri klien akan berkurang atau hilang.
Kriteria
hasil : Klien mengatakan nyeri hilang, tidak gelisah,
rileks dan ekpresi wajah ceria
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
|
Dx 4 : Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan jenis masukan
makanan sementara atau permanen, gangguan mekanisme umpan balik keinginan
makan, rasa, dan bau karena perubahan pembedahan atau struktur, radiasi atau
kemoterapi.
Tujuan
: Klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang
adekuat.
Kriteria
hasil : Membuat pilihan diit untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi dalam situasi individu, menunjukkan peningkatan BB dan penyembuhan
jaringan atau insisi sesuai waktunya
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
|
Dx 5 : Gangguan
citra diri berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan anatomi wajah dan
leher
Tujuan
: Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk
persepsi negatif pada diri sendiri
Kriteria
hasil : menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh
sebagai bukti dengan partisipasi aktivitas perawatan diri dan interaksi positip
dengan orang lain.Berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran
yang telah terjadi.Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan
pola hidup. Berpartisipasi dalam tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
|
DAFTAR PUSTAKA
Bites
Barbara dkk, 1998. Buku Saku Pemeriksaan dan Riwayat Kesehatan. Edisi
2. Jakarta : EGC
Carpenito
Lynda Juall. 1999. Rencana suhanA Keperawatan dan Dokumentasi
Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EGC
C.
Long Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung:IAPK
Pajajaran
Doenges.
E. Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi
3. Jakarta : EGC
Sjamsuhidayat.
2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC
Brunner.
2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol
2. Edisi 8. Jakarta : EGC
No comments:
Post a Comment