Monday, April 6, 2015

PROFESSIONAL DEVELOPMENT

PROFESSIONAL DEVELOPMENT
oleh
Ns. Nunung Nurhayati, S. Kep., M. Kep.
STIKep PPNI Jawa Barat

Definisi
    Professional delopment adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan (Hasibuan, 2002).
    Profesional development dalam pelayanan keperawatan adalah proses dimana manajer keperawatan merangsang motivasi personel keperawatan untuk bekerja secara produktif untuk memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada klien pada standar kualitas dan kuantitas (Swansburg, 2001).
    Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/jabatan melalui pendidikan dan latihan (Hasibuan, 2002). Pengembangan mengacu pada masalah staf dan personel adalah suatu proses pendidikan jangka panjang menggunakan suatu prosedur yang sistematis dan terorganisasi dengan mana manajer belajar pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.
Tujuan
    Tujuan pengembangan hakikatnya menyangkut hal-hal berikut :
1.    Produktivitas kerja
    Dengan pengembangan, produktivitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kuantitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill, dan managerial skill karyawan yang semakin baik.
2.    Efisiensi
    Pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi tenaga, waktu, bahan baku, dan mengurangi ausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang, biaya produksi relatif kecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar.
3.    Kerusakan
    Pengembangan karyawan bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi, dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.
4.    Kecelakaan
    Pengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.
5.    Pelayanan
    Pengembangan bertujuan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang paling penting bagi rekanan-rekanan perusahaan yang bersangkutan
6.    Moral
    Dengan pengembangan, moral karyawan akan lebih baik karena keahlian dan keterampilannya sesuai dengan pekerjaannya sehingga mereka antusias untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
7.    Karier
    Dengan pengembangan, kesempatan untuk meningkatkan karyawan semakin besar, karena keahlian, keterampilan, dan prestasi kerjanya lebih baik. Promosi ilmiah biasanya didasarkan kepada keahlian dan prestasi kerja seseorang.
8.    Konseptual
    Dengan pengembangan, manajer semakin cakap dan cepat dalam mengambil keputusan yang lebih baik, karena technical skill, human skill dan manajerial skillnya lebih baik.
9.    Kepemimpinan
    Dengan pengembangan, kepemimpinan seorang manajer akan lebih baik, human relationnya lebih luwes, motivasinya lebih terarah sehingga pembinaan kerjasama vertical dan horizontal semakin harmonis.
10.    Balas jasa
    Dengam pengembangan, balas jasa (gaji, upah insentif, dan benefits) karyawan akan meningkat karena prestasi kerja mereka semakin besar.
11.    Konsumen
    Pengembangan staf akan memberikan manfaat yang baik bagi masyarakat konsumen karena mereka akan memperoleh barang atau pelayanan yang lebih bermutu.
    Tipe Professional Development
    Pengembangan staf dapat mencakup secara formal dan nonformal, pelatihan kelompok dan individu, serta pendidikan. Berbagai macam pengembangan, penerapannya disesuaikan dengan kebutuhan, baik pelatihan maupun pendidikan. Kegiatan-kegiatan pengembangan staf secara spesifik mencakup  introduction trainning, education on the job, pendidikan pelayanan, pendidikan berkelanjutan, dan pelatihan untuk fungsi-fungsi khusus, seperti pelatihan manajemen, tehnik pembentukan kelompk, dan pembiayaan metoda-metoda (Gillies, 2000).
1.    Introduction training
    Pelatihan pengarahan adalah suatu indoktrinasi yang berani, terstandarisasi terhadap falsafah organisasi, tujuan organisasi, program-program dalam organisasi, kebijakan dan peraturan organisasi, yang diberikan kepada staf saat baru berkerja. Pelatihan pengarahan merupakan pelatihan awal yang khusus diperuntukkan bagi staf baru.  Tujuan dari pelatihan pengarahan ini adalah untuk mendorong identitas staf dan instansi. Dalam tatanan perawatan kritis, tujuan ini diwujudkan dengan identitas tim kesehatan, khususnya perawat, yang bersikap cepat dan tepat dalam merespon kondisi hemodinamik pasien yang tidak stabil karena penyakitnya.
2.    Education on the job
    Merupakan kegiatan orientasi yang dilakukan dengan cara pelatihan individual yang diberikan kepada staf sebagai cara untuk mengenalkan mereka kepada kewajiban pekerjaannya, tempat kerja, para klien, dan staf lainnya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu staf ke dalam ranah kerja dan memudahkan staf dalam menerima tanggung jawab dalam pekerjaannya. Education on the job juga mencakup pendidikan pelayanan dalam yang meliputi seluruh instruksi pekerjaan yang diberikan untuk mendorong kehadiran pelaksanaan dari para staf.
3.    Continuing Education
    Pendidikan berkelanjutan meliputi seluruh pendidikan yang direncanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian staf yang membutuhkan. Tujuannya adalah mendorong staf agar mampu melaksanakan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dari yang hanya bersifat memuaskan menjadi sesuatu pekerjaan yang sempurna atau untuk mencapai peningkatan jenjang karir yang lebih tinggi. Pendidikan berkelanjutan dapat ditempuh secara formal maupun informal. Istilah pendidikan berkelanjutan adalah suatu gagasan dimana pendidikan berlanjut setelah pendidikan profesional pra-pelayanan (Swansburg, 2001). ANA mendefiniskan pendidikan berkelanjutan sebagai ”aktivitas pendidikan yang direncanakan dengan tujuan untuk membangun dasar pendidikan dan pengalaman dari perawat profesional untuk meningkatkan praktik, pendidikan, administrasi, penelitian, atau pengembangan teori sampai akhirnya perbaikan kesehatan masyarakat”. Filosofi dari ANA tentang pendidikan berkelanjutan adalah bahwa pendidikan berkelanjutan merupakan esensial untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, serta untuk pertumbuhan pribadi dan profesional perawat. Prinsip pembelajaran orang dewasa diterapkan untuk berpartisipasi dalam mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran dan untuk secara aktif terlibat dalam perencanaan aktivitas pendidikan berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan ini.
Menurut Depkes, 2006 Pengembangan staf dapat dilaksanakan melalui :
1.    In-service education
    Upaya ini dilakukan di ICU dan bertujuan untuk memperbaharui kemampuan dan ketrampilan sesuai dengan perubahan tekhnologi dalam lingkungan kerja dan praktek keperawatan maupun metodologi baru dalam memberikan pelayanan
2.    Pendidikan berkelanjutan melalui program sertifikasi
    Pendidikan berkelanjutan dan pelatihan sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi perawat (pengetahuan, ketrampilan dan perilaku) sehingga mampu mengambil keputusan klinik secara cepat dan tepat. Pengembangan program sertifikasi dapat dilakukan berdasarkan kebijakan institusi pelayananan dengan berkolaborasi dengan organisasi profesi keperawatan dan Departemen Kesehatan
3.    Pendidikan lanjut melalui program pendidikan formal keperawatan spesialistik
    Pendidikan lanjut sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan spesialistik serta analisis dalam proses pengambilan keputusan klinik secara cepat dan tepat. Selain itu upaya ini dapat memperluas wawasan dan meningkatkan jenjang karir perawat.
    Proses Perencanaan Professional Development
    Proses atau langkah-langkah pengembangan hendaknya dilakukan sebagai berikut :
1.    Sasaran
    Penetapan sasaran harus didasarkan kepada kebutuhan jabatan atau pekerjaan dari karyawan yang bersangkutan. Apakah sasaran pengembangan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis mengerjakan pekerjaan (technical skills) ataukah untuk meningkatkan kecakapan memimpin (managerial skills) dan conceptual skills.
2.    Kurikulum
    Kurikulum atau mata pelajaran yang akan diberikan harus mendukung tercapainya sasaran dari pengembangan itu
3.    Peserta
    Menetapkan syarat-syarat dan jumlah peserta yang dapat mengikuti pengembangan. Misalnya usia, jenis kelamin, pengalaman kerja, dan latar belakang pendidikannya.
4.    Sarana
    Mempersiapkan tempat dan alat-alat yang akan digunakan dalam pelaksanaan pengembangan.
5.    Pelatih
    Menunjuk pelatih atau instruktur yang memenuhi persyaratan untuk mengajarkan setiap mata pelajaran sehingga sasaran pengembangan tercapai.
6.    Pelaksanaan
    Proses belajar mengajar harus diakhiri dengan ujian atau evaluasi untuk mengetahui sasaran pengambangan tercapai atau tidak.
Indikator-indikator yang diukur dari metode pengembangan yang diterapkan antara lain, sebagai berikut :
1.    Prestasi kerja perawat
    Apabila prestasi kerja atau produktivitas kerja perawat setelah mengikuti pengembangan, baik kualitas maupun kuantitas kerjanya meningkat maka berarti metode pengembangan yang ditetapkan cukup baik.
2.    Kedisiplinan perawat
    Jika kedisiplinan perawat setelah mengikuti pengembangan semakin baik, berarti metode pengembangan yang dilakukan baik.
3.    Absensi perawat
    Kalau absensi perawat setelah mengikuti pengembangan menurun berarti metode pengembangan itu cukup baik. Sebaliknya jika absensi perawat tetap, berarti metode pengembangan yang diterapkan kurang baik.
4.    Tingkat kerusakan produksi, alat dan mesin-mesin
    Kalau tingkat kerusakan produksi, alat dan mesin-mesin setelah perawat mengikuti pengembangan berkurang, maka metode yang digunakan telah cukup baik.
5.    Tingkat kecelakaan perawat
    Tingkat kecelakaan akibat penggunaan alat perawat harus berkurang setelah mengikuti program pengembangan.
6.    Tingkat pemborosan bahan baku, tenaga dan waktu
    Tingkat pemborosan bahan baku, tenaga dan waktu berkurang atau efisien semakin baik maka metode pengambangan itu baik.
7.    Tingkat kerjasama perawat
    Tingkat kerjasama perawat harus semakin serasi, harmonis, dan baik setelah mereka mengikuti program pengembangan, baik kerja sama antar sesama perawat, maupun dengan interdisiplin lainnya.
8.    Tingkat upah insentif perawat
    Tingkat upah insentif semakin meningkat disesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki setelah mengikuti progra pengembangan.
9.    Kepemimpinan dan keputusan manajer
    Kemampuan manajerial seorang perawat akan semakin meningkat setelah mengikuti program pengembangan, karena dengan pendidikan yang lebih tinggi dan kompetensi yang lebih baik, juga dibekali dengan pengetahuan aspek-aspek manajerial.

No comments:

Post a Comment